P U I S I
LAGU BISU BUAT SAHABAT
ERWIN SIRAJUDDIN
Sahabat,
Kemiskinan melingkari kehidupan ini
Jiwa menangis bersama jiwa-jiwa yang tertindas
Ketika aku menulis syair-syair lagu bisu ini
Ragaku gemetar di atas pusaran keadilan
Menangisi kemiskinan
Meratapi kebodohan
Telah melucuti satu persatu kesombongan yang menutup tubuhku
Kesaksianku pada kemiskinan, menelanjangi keadilan
Keadilan untuk siapa?
Kebahagian Hidup hari ini adalah mimpi-mimpi yang menyeramkan, Menakutkan.
Krisis semakin saja mencekik pencari sesuap nasi di setiap pojok-pojok kehidupan
Bahkan bayi-bayi yang baru lahir belum menetek karena air susu ibu telah mengering
Seperti alam kita yang disedot-sedot para lalim dan koruptor.
Sahabat,
Aku terdiam di persimpangan waktu mendengar irama kematian
Dari tari-tarian kemenangan pertikaian saudara-saudaraku sendiri
Di sana - Di sini
Sana – sini
Di mana-mana darah dan air mata
Aku Berteriak,
Menjerit,
Bahkan memaki diri sendiri
“Kenapa aku, lahirkan dalam kemiskinan”
Matahari terjatuh dari langit
Aku tersungkur di atas bumi
Raga mencair ke dalam perut bumi
Jiwa dan nuraniku menengadah ke langit
“Robb, kesombongan merasuki nadi kehidupanku, Ya Robb…”
Sahabat,
Masih tersimpan bahasa kebenaranmu di sini
Di benak orang-orang yang paham kematian,
Mereka yang terpidana di jeruji keadilan
Mereka yang berteriak di jalanan
Tapi bukan aku
Mereka yang menjunjung kebenaran
Mereka yang menjerit di puncak kejujuran manusia
Oh, sahabatku,
Akankah dunia terus menelan kami
Dalam kuburan-kuburan yang digali koruptor-koruptor negeri ini.
Lagu bisuku adalah syair-syair tak bernada
Ketika engkau juga membisu melihat kemiskinan, kelaparan, kematian penindasan dan perang saudara
Lagu bisuku akan membahana mengisi atmosfir bumi
Mengiris galaksi bimasakti
Menjelajah andromeda
Menembus langit ketujuh,
Menuju singgasana Sang Penguasa Langit dan Bumi
Ketika kemiskinan menjadi simbol kemerdekaan
Di sini,
Sahabatku,
“Aku akan sahid bersama mereka yang menegakkan kebenaran”
Jogja,1104202
LAGU CINTA BUAT SAUDARAKU
Erwin Sirajuddin
Aku yang terduduk bisu hanya bisa membisu
Bergeming saat kesadaranku menjelajahi kerinduanku
Syahdu dendang vaino totua nuada
Eee…
Bergema ke seantero cakrawala
Uuu..Aaa..
Eee…
Menaburkan luka lara tanah airku ke pojok kemerdekan
Ooooo…Uuu…Aaa….
Eee…
Aku yang bergeming hanya bisa duduk membisu
Kala gelombang royong puang guru’ta merambah dan menukik, di kedalaman nurani yang memeluk erat, kesejatian diriku yang makin gelisah pada tanah airku
Terlantunkanlah lirih yabelale puang guru’ta memaknai hikayat
Ininnawa sabarae
Ininnawa sabarae
Mengisi relung-relung kehampaan jiwa ragaku yang menundukan kesombongan di sajadah alam semesta
Lolongeng kare Deceng
Alla to sabara ede
Mengelus-elus duka cita jiwa buah hati di pangkuan tanah airku
Pitu taung Nasabara
Pitu taung Nasabara
Tennian nakulolongen
Alla teri aseng ede
Berkobarlah Kerinduanku
Membaralah Kesadaranku
Menjelajahi samudra kehidupanku
Mengibarkan panji-panji kedamaian
Deceng menre reki bola
Aku yang gelisah hanya bisa duduk dan membisu
Tak kala airmata para pemuja kebenaran membanjiri tanah airku
Gelombang airmata adalah tsunami menghantam singasana keadilan yang tak berkeadilan
Cinta yang tak berkeadilan
Kasih yang tak berkeadilan
Sembahyang yang tak berkeadilan
Doa-doa yang tak berkedailan
Keadilan-keadilan yang tidak berkeadilan
Eee…
Aaa…
Eee…
Aaa…
Hentakan kaki-kaki mabbadong menapaki bukit-bukit keadilan
Membawa keranda kematian saudaranya yang terbunuh
Oleh pertikaian saudaranya sendiri
Oleh perang dirinya sendiri
Bencana-bencana kemanusian
Perusakan-perusakan alam yang menciptakan bencana
Tak ada itu bencana alam
Sebab alam tak akan pernah mendurhakai dirinya sebagai alam
Eee…
Aaa…
Eee…
Aaa…
Aku yang terduduk bisu hanya bisa membisu
Menulis lirik cinta buat saudaraku
Tak kala mata bathinku menerobos asap hitam kebudayaan yang menutupi nilai-nilai luhur tanah airku
Ada nyanyian
Ada tutur
Ada kisah
Ada tarian
Ada musik
Ada mainan
Ada rupa
Ada jutaan bahkan ribuan artefak
Bahkan Ada Tuhan dan Keadilan
Dalam ritual-ritual dari nilai-nilai luhur tak berbenda tanah airku
Aku yang gelisah hanya bisa terduduk bisu
Menulis lagu cinta ini buat saudaraku
Yang kulafazkan lewat nyanyian rego tanah airku
Yang diiringi nafas keimanan lalove tanangku kaili
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado...
Biarkanlah doa-doa ini melayang keangkasa
Mengitari alam semesta sebagai sujudku pada karaeng ala ta’ala
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado...
Jangan halangi bahkan kau cacimaki suara suci ini bergema di tanah airku
Mengisi kehampaan jiwa-jiwa kesejatian tunduk patuh pada pue tuvo ala ta’ala
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado...
Biarkanlah sayap-sayap ababil ini menjelajahi cakrawala nusantara
Mengajak kehambaan hanya pada Gusti ala ta’ala
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado...
Jangan kau salahkan bahkan kau pecundangi lafaz keluhuran tanah airku
Inilah tasbih
Inilah shalawat
Inilah juga takbir kemenangan puang ala ta’ala
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado…
Lagaligo huntado...
Aku yang bergeming hanya bisa menunaikan tugas ini
Menuntaskan lirik lagu cinta ini buat saudaraku
Dalam kesendirianku duduk membisu
Inilah lagu cinta buat saudaraku
Syair-syair suci dari kerinduan cintaku
Eee…
Uuu..Aaa..
Makassar, Pebruari 2019
TERLAHIR ATASNAMA CINTA-ERWIN MARUSU